Kemenko PMK Republik Indonesia menunjuk Universitas Teknokrat Indonesia laksanakan Revolusi Mental wujudkan Indonesia Mandiri. Hal ini dibuktikan dengan diterimanya usulan proposal pelaksanaan Gerakan Indonesia Mandiri Universitas Teknokrat Indonesia oleh Kemenko PMK RI yang bekerjasama dengan Forum Rektor Indonesia berdasarkan Surat Pengumuman Proposal No 037/IT3/TU/FRI/2020. Dari 62 proposal yang didanai Universitas Teknokrat menjadi satu-satunya perguruan tinggi swasta di Sumatera yang ditunjuk Kemenko PMK untuk laksanakan Program Revolusi Mental.
Gerakan Nasional Revolusi Mental dengan Partisipasi Masyarakat yang digagas oleh Kemenko PMK RI ini diinisasi setelah adanya Nota Kesepahaman antara Kemenko PMK dan FRI pada bulan November silam. Saat itu Kemenko PMK tidak hanya bekerjasama dengan FRI tetapi juga Pengurus Pusat Muhammadiyah, Pengurus Besar Nahdatul Ulama, dan Persatuan Guru Republik Indonesia. Gerakan Revolusi Mental merupakan gerakan yang memacu bangsa Indonesia menjadi negara yang maju, modern, Makmur, sejahtera, dan bermartabat. Gerakan Revolusi Mental ini terdiri dari Gerakan Indonesia Melayani, Gerakan Indonesia Bersih, Gerakan Indonesia Tertib, Gerakan Indonesia Bersatu, dan Gerakan Indonesia Mandiri. “Revolusi mental itu simpelnya perubahan dari yang belum baik menjadi baik, dari yang baik menjadi lebih baik. Saya kira Perguruan Tinggi yang dinaungi FRI dan tiga organisasi besar tersebut memiliki tujuan yang selaras dan representatif” pungkas Prof. Muhadjir Effendy, Menko PMK RI.
Pelaksnaan Gerakan Revolusi Mental Universitas Teknokrat Indonesia mengusung gerakan Indonesia Mandiri bertemakan “Gen-Z membangun negeri untuk Indonesia Mandiri”. Gerakan Indonesia Mandiri ini dibagi menjadi empat seri rangkaian kegiatan yaitu Webinar Nasional, Focused-Group Discussion, Site Visit, dan Workshop Creative Business. Dalam webinar yang diselenggarakan secara nasional, 512 peerta terdiri dari mahasiswa dan siswa berasal dari Lampung, Bengkulu, Jakarta, Malang, Lamongan, Surabaya dan Makasar mengikuti kegiatan tersebut yang terbagi dalam dua sesi.
Sesi pertama dimulai pukul 09.00 WIB, diawali dengan sambutan Rektor Universitas Teknokrat Indonesia Dr. HM. Nasrullah Yusuf, SE, MBA. Dalam sambutannya Rektor Universitas Teknokrat Indonesia menyelenggarakan webinar ini untuk mendukung program Revolusi Mental untuk Indonesia Mandiri. “Universitas Teknokrat Indonesia sudah melaksanakan pendidikan karakter sejak awal mula didirikan dengan mengusung pendidikan disiplin, bermutu, kreatif, dan inovatif, cerdas dan berakhlak” ungkap Nasrullah. Tidak lupa Rektor Universitas Teknokrat Indonesia menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kemntrian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dan Forum Rektor Indonesia yang telah mendukung tercapainya rangkaian Creativepreneur Camp ini.
Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dan peresmiaan pembukaan oleh Prof Dr. Arif Satria, M.Si. Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) yang juga menjabat sebagai Rektor IPB University. Prof Arif Satria menyampaikan bahwa webinar ini sangat tepat untuk dilaksanakan saat ini karena bertepatan dengan program Gerakan Revolusi Mental mendukung kemandirian bangsa. Generasi Z merupakan generasi yang responsif, adaptif dan melek teknologi, mereka saat ini harus fokus tidak hanya best practice dalam berwirausaha tetapi juga future practice dan growth mindset sehingga generasi ini siap menjadi generasi yang berdaya saing dan siap kerja serta mampu menciptakan lapangan kerja nantinya” ucapnya.
Acara dilanjutkan dengan webinar yang dimoderatori oleh Dr. H. Mahathir Muhammad, SE., MM. terkait dengan Personal & Business Branding. Materi ini disampaikan oleh Zata Ligouw, seorang blogger dan content creator. Dengan gaya ala anak muda, Zata membawakan seminar ini dengan seru dan luwes. “Personal branding itu penting, bukan berarti social climbing. Tapi kita juga harus terus memantaskan diri dan terus berusaha untuk bisa memenuhi apa yang mau kita tampilkan. Itulah pentingnya personal branding,” tutur Zata Ligouw. Zata juga menyampaikan beberapa manfaat personal branding ini. Tidak perlu hal-hal mahal untuk membuat foto dan personal branding. Namun kita bisa memanfaatkan fitur dan memaksimalkan kemampuan kita untuk membentuk personal branding yang baik.
Sesi kedua seminar dibawakan oleh Khaleed Hadi founder dari Impala Network. Khaleed membagikan pengalamannya bagaimana membangun Impala network di usia yang muda, tapi sudah sukses ini. Prinsip Khaleed dalam membangun bisnisnya adalah “Bersatu karena sama, umur bukan masalah”. “Keluar rumah dan cari masalah lalu berikan solusinya dari situ bisa jadi bisnis,” tutur Khaleed. Sesi kedua dilanjutkan oleh Eka Setiadharma, seorang founder Kopi Anjis dan Addictea dari Bandung yang banyak digandrungi muda-mudi saat ini. Eka menyampaikan bahwa generasi muda harus bisa membuat bisnis kreatif dengan gaya yang dinamis sehingga bisnis kita tetap berjalan lama. “Dari segi promosi harus menarik dan buatlah beda dari orang lain, buatlah pelanggan yang mempromosikan servis kita dan brand yang kita punya” ungkapnya. Eka pun menunjukkan keunikan yang dimiliki Kopi Anjis seperti pengumuman sebelum adzan yang dibuat oleh para kru di kopi Anjis dengan berbagai bahasa sehingga sangat unik. Ada bahasa Indonesia, bahasa Sunda, hingga bahasa Inggris.
Kedua pemateri di sesi webinar memberikan kesimpulan bahwa untuk mempertahankan dan menjalankan bisnis di masa pandemi COVID-19 ini, para pengusahan apalagi kalangan muda tidak boleh takut untuk berinovasi & mengambil keputusan untuk berubah. Khaleed menambahkan pengusaha tidak boleh lupa untuk selalu memiliki rencana dan dana cadangan agar pada saat situasi yang tidak diinginkan terjadi mereka jauh lebih siap untuk menghadapinya. Rangkaian kegiatan Creativepreneur camp ini terus berlanjut dengan melatih mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia yang telah memiliki bisnis mengikuti Focused-group discussion pelaksanaan Gerakan Indonesia Mandiri dan Presentasi Bisnis yang diselenggarakan di Hotel Horison. Mereka dibimbing dan dimotivasi untuk merubah mental agar tidak hanya menjadi mahasiswa yang siap kerja tetapi juga siap membangun usaha.
Setelah itu para mahasiswa diajak untuk mengunjungi bisnis kreatif untuk belajar dari success story para pebisnis kreatif di Bandar Lampung (10/12/2020). Kunjungan pertama diadakan di Portofolio yang dikenal sebagai wadah penggiat industri kreatif anak muda di Lampung dalam membuat produk seni seperti Nada Label, Triceat, Lalla, Kenakan, Von Gems, dan sebagainya. Dalam kunjungan ini mahasiswa dimentori langsung oleh Owner Portofolio, Remia Putri Wulandari. Berikutnya kunjungan dilanjutkan ke cafe Kiyotime di mana mahasiswa mendapatkan wawasan dari Rajib Abi Bakri (Co-founder) bagaimana membangun bisnis Food and Beverage yang dapat bertahan.
Lebih lanjut, Ketua Pelaksana GNRM Universitas Teknokrat Indonesia 2020 Achmad Yudi Wahyudin, M.Pd. mengaku bahwa kegiatan ini akan terus dilaksanakan untuk tahun berikutnya. “Karena peserta sangat antusias dan mengaku sangat termotivasi untuk mengembangkan usahanya berkat kegiatan camp ini “Insya Allah kegiatan ini akan diadakan kembali untuk tahun depan” ungkapnya.